BASISBERITA.COM, Manado – Sulawesi Utara (Sulut) kembali memperketat wilayah perbatasan guna mengantisipasi masuknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan African Swine Fever (ASF) pada ternak.
Kebijakan tersebut tertuang dalam Instruksi Gubernur Sulut Olly Dondokambey, dengan Nomor 524 3/21.5138/sekr DPPD Tentang Pencegahan Penyakit African Swine Fever (ASF) di Provinsi Sulut.
Dari kebijakan itu, membuat angkutan barang khususnya ternak babi tak bisa masuk ke Sulut. Buktinya, beberapa waktu lalu dua mobil pick up dengan muatan kurang lebih 3.000 kilogram babi yang berasal dari Sulawesi Tengah harus putar balik.
Kejadian itu terjadi di check point Kecamatan Pinogaluman Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut).
Pencegahan tersebut dilakukan berkat koordinasi Polres Bolmut, Dinas Pertaniam dan Peternakan Sulut, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bolmut.
Sebelumnya, Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey menginstruksikan seluruh kepala daerah di Sulut untuk mengantisipasi pencegahan penyakit African Swine Fever (ASF). Sebab, penyakit tersebut telah menimpa babi di luar Bumi Nyiur Melambai.
“Sulut tertutup babi dari luar, termasuk babi hutan. Sulut menutup perbatasan demi masuk babi dari luar ke Sulut. Ini sudah ada instruksi dari pak gubernur,” tegas Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw kepada wartawan di Bandara Sam Ratulangi Manado, Selasa (7/3/2023).
Wagub Kandouw menegaskan instruksi tersebut untuk mengantisipasi masuknya penyakit African Swine Fever ke Sulut.
“Sulut sendiri aman. Tapi untuk mengantisipasinya juga sudah mulai sekarang ada check point di Bolmong, Bolmut dan Bolsel,” ungkapnya.
Babi di Sulut, kata wagub, hingga saat ini masih aman. Kendati demikian antisipasi harus dilakukan sesuai dengan instruksi Gubernur Sulut.
“Ekspor babi di Sulut cukup tinggi. Jangan sampai penyakit African Swine Fever dari luar daerah masuk ke Sulut,” pungkasnya.(sco)