BASISBERITA.COM, Sangihe – Tim mahasiswa KKN-PPM Sangihe Universitas Gadjah Mada (UGM) 2023 yang dibimbing oleh Prof Dr Leni Sophia Heliani, ST, MSc mengangkat permasalahan mengenai stunting.
Kementerian Kesehatan menuturkan bahwa stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan tinggi badan anak berada di bawah standar.
Stunting terjadi akibat kurangnya gizi yang cukup terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan anak sehingga dampaknya tidak hanya tinggi badan yang tidak sesuai dengan usianya, tetapi juga pada perkembangan otak dan anak berisiko rentan mengalami permasalahan kesehatan.
Upaya pencegahan stunting harus dimulai sejak dini. Salah satu faktor penting yang dapat membantu pencegahan stunting adalah pemberian gizi seimbang. Tim klaster medika dari KKN-PPM UGM Sangihe 2023 berkomitmen untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang dalam mencegah stunting pada anak-anak di Kepulauan Sangihe, Tabukan Selatan khususnya di Kampung Lesabe, Malamenggu, dan Bentung.
Stunting juga menjadi salah satu hal yang menjadi perhatian bagi Badan Penelitian dan Pengembangan (Bappelitbang) Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe sebab menjadi salah satu indikator penentu tingkat kesehatan dan tingkat kemiskinan masyarakat.
Kepala Bagian Penelitian Bapelitbangda Kabupaten Kepulauan Sangihe, Eko Toekidjo menyebutkan bahwa stunting merupakan masalah kesehatan yang masih perlu dipetakan di tiap-tiap kampung.
Adapun kasus stunting pada ketiga desa yang menjadi sasaran utama tim KKN-PPM UGM Sangihe 2023, yaitu Desa Lesabe dengan 1 kasus, Desa Malamenggu dengan 0 kasus, dan Desa Bentung dengan 2 kasus. Masalah stunting ini satu “linier” dengan kekuatan pola pangan gizi seimbang oleh ibu dan anak sehingga pada kesempatan ini, tim kluster medika KKN-PPM UGM Sangihe 2023 -PPM Sangihe UGM melakukan berbagai kegiatan edukasi dan sosialisasi bersamaan dengan kegiatan Posyandu tentang pentingnya gizi seimbang dalam mencegah stunting.
Selain diadakan sosialisasi, Tim Mahasiswa juga memberikan mengenai pengolahan makanan pencegah stunting yakni “Modisco” yang merupakan program kerja dengan kolaborasi bersama mahasiswa Teknologi Pertanian dan Hasil Pangan (TPHP).
“Kami menyadari bahwa pengetahuan yang tepat mengenai makanan sehat dan praktik gizi yang benar dapat membantu orang tua merawat anak-anak mereka dengan lebih baik,” tutur Toekidjo.
Tim klaster medika KKN-PPM Sangihe Universitas Gadjah Mada 2023 mengadakan lokakarya, seminar, dan workshop di tiga kampung untuk memberikan informasi yang akurat dan mudah dimengerti.
“Selain itu, kami juga mengembangkan materi edukatif berupa poster dan video singkat yang memperlihatkan contoh menu gizi seimbang pada anak,” tuturnya.
Tidak hanya ketersediaan informasi saja yang disampaikan, lanjut dia, tetapi juga bekerja sama dengan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang mendukung praktik gizi seimbang dengan melibatkan ibu-ibu desa.
“Kami berbagi resep makanan sehat dan mudah dari bahan makanan komoditas lokal yang ada disini. Kami juga mengadakan kebun sayur bersama di masyarakat agar keluarga memiliki akses langsung ke sumber makanan bergizi,” jelasnya.
Upaya pencegahan stunting dengan gizi seimbang dari tim klaster medika KKN-PPM Sangihe 2023 dilakukan dengan harapan bahwa melalui upaya edukasi dan sosialisasi, diharapkan masyarakat semakin menyadari pentingnya gizi seimbang dalam mendukung pertumbuhan anak-anak dengan optimal dan mencegah stunting.(sco/*)