Pendidikan

Pokja Proklim: Solusi Konkrit Minimalisasi Dampak Perubahan Iklim

BASISBERITA.COM, Sangihe – Tim KKN-PPM Sangihe Universitas Gadjah Mada 2023 yang dibimbing oleh Prof Dr Leni Sophia Heliani, ST, MSc telah mendampingi masyarakat kampung membentuk Kelompok Kerja Program Kampung Iklim (Pokja Proklim) di ketiga desa di Kecamatan Tabukan Selatan, yakni Desa Malamenggu, Desa Lesabe, dan Desa Bentung.

Kegiatan kelembagaan ini dibentuk pada minggu ketiga pelaksanaan KKN, yakni dalam kurun 10-15 Juli 2023 menyesuaikan dengan situasi dan kondisi masing-masing desa. Pembentukan Pokja Proklim ini merupakan salah satu bentuk pemantik bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya memahami dampak dari perubahan iklim dan melestarikan/menyesuaikan kegiatan kehidupan untuk bisa beradaptasi dan memitigasi perubahan iklim.

Pembentukan Pokja Proklim ini merupakan salah satu kegiatan dari Pendidikan Perubahan Iklim untuk masyarakat wilayah pulau kecil sebagai bagian dari Hibah Pendidikan Pembangunan Berkelanjutan yang didanai oleh Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat dengan luaran yang diharapkan berupa peningkatan pemahaman serta aksi nyata dalam beradaptasi dan mitigasi dampak perubahan iklim di wilayah pulau kecil.

Prof Dr Leni Sophia Heliani, ST, MSc selaku Dosen Pembimbing Lapangan Tim KKN-PPM Sangihe Universitas Gadjah Mada 2023 menuturkan bahwa konsep dan program kerja Pendidikan Perubahan Iklim ini dilatarbelakangi oleh kondisi cuaca ekstrem dan bencana hidrometeorologi yang saat ini lebih sering terjadi di Kabupaten Kepulauan Sangihe yang disebabkan oleh perubahan iklim.

Diutarakannya, cuaca yang tidak menentu membuat kegiatan pelayaran nelayan terhambat karena periode penangkapan ikannya yang semakin pendek dan sebaran ikan yang semakin jauh dari pantai sehingga berimplikasi pada berkurangnya kuantitas komoditas ikan yang kemudian akan berpengaruh pula pada pendapatan nelayan.

“Selain itu, di bidang pertanian untuk Kampung Malamenggu dengan mata pencaharian masyarakatnya didominasi oleh petani, fenomena perubahan iklim juga cukup memengaruhi seperti periode penanaman yang tidak jelas, penyakit tanaman yang semakin banyak sehingga berpengaruh pada segi kuantitas dan kualitas hasil panen,” jelasnya.

Dalam rangka memberikan bekal dan menyamakan pemahaman tentang perubahan iklim ini, maka pada Rabu, 2 Agustus 2023 lalu, Tim KKN-PPM Sangihe 2023 telah melaksanakan pelatihan Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim bersama bagi Pokja Proklim ketiga kampung yang bertempatan di Gereja Pentakosta di Indonesia (GDPI) Hebron Manalu.

Untuk pelatihan bersifat workshop, demonstrasi, maupun kegiatan lapangan dilaksanakan di masing-masing desa, seperti pembuatan pupuk kompos dan pengimplementasian pertanian permakultur sebagai upaya peningkatan ketahanan pangan juga penanaman bibit di daerah mata air serta BerLin (Bersih Lingkungan) sebagai pengendalian kekeringan, banjir, dan longsor. Pokja Proklim di tiap kampung dibagi menjadi tiga divisi, menyesuaikan kebutuhan dan fokus permasalahan perubahan iklim yang dialami, seperti Divisi Ketahanan Pangan, Divisi Kebencanaan, dan Divisi Pengelolaan Sampah.
Divisi Pengolahan Sampah ini khusus ditetapkan sebagai bagian dari Pokja Proklim, mengingat persoalan sampah merupakan persoalan yang sangat organik pelestarian lingkungan dan optimalisasi potensi potensi alam di ketiga kampung bahkan lingkup Tabukan Selatan.

Salah satu misi besar Pokja Proklim yakni organik pengelolaan sampah melalui konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Kegiatan pelatihan organik pengelolaan sampah berupa percontohan daur ulang sampah organik menjadi tempat pensil bagi anak-anak dan pembuatan bio-ecoenzyme dari limbah organik rumah tangga.

Divisi Ketahanan Pangan menjadi bagian dari Pokja Proklim yang bertanggung jawab atas pemetaan masalah ketahanan pangan serta pengolahan komoditas pertanian, perikanan, dan perhutanan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Beberapa bentuk kegiatannya, seperti pertanian permakultur, yakni pengembangan sistem pertanian dengan konsep biaya dan tenaga perawatan seminim mungkin namun tetap menghasilkan komoditas yang memadai kebutuhan serta prinsip zero-waste (minimalisasi limbah).

Divisi ini juga yang nantinya akan memberikan pelatihan kepada masyarakat luas mengenai pembuatan pupuk kompos dengan harapan masyarakat dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia yang dalam jangka panjang mampu mengurangi tingkat kesuburan tanah.
Beralih ke Divisi Kebencanaan, dimana divisi ini menjadi pemerhati dan pemberi edukasi terkait tanggap kebencanaan dan program mitigasi bencana lainnya.

“Melalui edukasi pendidikan berupa sosialisasi yang nantinya akan dilaksanakan Pokja Proklim secara mandiri, divisi ini menjadi penyokong masyarakat dalam meningkatkan kapabilitas masyarakat kampung dalam meminimalisasi dan merespons bencana, terkhusus yang berkaitan dengan perubahan iklim,” pungkasnya.(sco/*)

Baca Juga

Steven Kandouw Sebut Lulusan Ilmu Sosial dan Politik Tetap Terpakai di Banyak Sektor

Basis Berita

Olly Dondokambey Terima Kunjungan President of Wuhu Institute of Technology di Sulut

Basis Berita

Optimalisasi Dokumen Strategis Kependudukan, Wagub Steven Kandouw ‘Melantai’ di SMK Negeri 1 Manado

Basis Berita