BASISBERITA.COM, Manado – Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey bersama Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Muhadjir Effendy, hadir dalam kegiatan Seminar Kebangsaan Kedaulatan Pendidikan Nasional Forum Gerakan Peduli Bangsa (FGPB) Sulut, di Novotel Hotel Manado, Sabtu (19/8/2023).
Olly sangat mendukung digelarnya seminar tersebut. Menurut dia, kegiatan ini untuk mengingatkan kembali bagaimana peran generasi muda ‘menghasilkan’ Kemerdekaan Republik Indonesia.
“Kita tahu persis bahwa pendidikan merupakan pilar utama dalam membangun pondasi bagi generasi muda kita ke depan. Dan kita tahu persis bahwa kemerdekaan RI bukan diberikan, tapi direbut oleh para generasi muda kita, yang kita tahu saat itu bung Karno dan bung Hatta ada kompromi sementara melakukan lobi-lobi dengan Jepang,” tandasnya.
Andil generasi muda saat itu, lanjut Olly, adalah dengan menculik bung Karno dan bung Hatta. Itu dilakukan untuk memaksakan Kemerdekaan Indonesia. Keduanya diculik oleh para pemuda ke Rengas Dengklok, dan itu terbukti tanggal 16 Agustus 1945 para pemuda ini meminta bung Karno mendeklarasikan kemerdekaan.
“Dan 17 Agustus, Soekarno mendeklarasikan kemerdekaan kembali biar diketahui dan didengar banyak orang, itulah peran generasi muda membangun bangsa kita, ini sangat penting, karena jejak-jejak kemerdekaan kita ini sangat penting kita lakukan,” imbuhnya.
Untuk itu, Olly meminta para generasi muda saaf ini tetap menjaga dan mempertahankan kemerdekaan.
Lebih jauh, orang nomor satu di Bumi Nyiur Melambai ini menambahkan betapa penting generasi muda saat ini terus mengingat sejarah Indonesia. Misalnya, dalam perumusan Pancasila, ada keterlibatan orang Manado, yakni AA Maramis.
“Ini saya kira bisa menjadi catatan sejarah bagi kita, catatan sejarah banyak, apalagi di Sulut, karena ada orang Manado yang terlibat dalam perumusan Pancasila, itulah Mr Maramis,” urainya.
Karena ada tokoh Maramis yang terlibat langsung pembentukan Pancasila, Olly pun meminta orang Manado jangan menganggap di sebelah kiri atau kanan, tapi harus ada di tengah-tengah.
“Ini penting, dan ada sejarahnya yang kita orang Manado harus hafal yaitu 14 Februari 1949 pemberontakan perebutan tangsi KNIL di Teling,” bebernya lagi.
Lanjut gubernur, karena pengaruh sejarah 14 Februari 1949, makanya di sidang Dewan Keamanan (DK) PBB di Denhag 25 Agustus 1949, PBB dan peserta sidang Meja Bundar mengakui bahwa pemberontakan bukan cuma di Jawa namun termasuk di Provinsi ke-12 Neterlhand ikut juga berontak. Sehingga pada tahun 1950 Belanda langsung meninggalkan Indonesia.
“Jadi Manado banyak sejarahnya. Cuma sayangnya saat itu bung Karno hanya menulis bahwa 14 Februari itu bukan hari Pahlawan namun hari perjuangan. Makanya kenapa Kodam 13 Merdeka itu namanya Kordam 13 Merdek itu dari situ, tidak dirubah-rubah, ada sejarahnya. Ini sejarah dan harus kita ketahui bersama bahwa orang Manado banyak berperan dalam sejarah Kemerdekaan Indonesia. Jadi kita harus jaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari ujung utara Pulau Sulawesi,” tutupnya.(sco/*)