BASISBERITA.COM, Manado – Pelaku kekerasan dan pelecehan seksual terhadap perempuan dan anak di Sulawesi Utara (Sulut), direkomendasikan Wakil Gubernur Steven Kandouw agar dijebloskan ke dalam penjara yang ada di Lapas Nusakambangan, Jawa Tengah.
Sebelumnya, sudah ada 17 catatan yang direkomendasi oleh Forum Anak Daerah (FAD) Sulut.
Adapun tambahan rekomendasi dari Wagub Steven Kandouw itu disampaikannya karena telah berkoordinasi dengan Gubernur Sulut Olly Dondokambey agar predator kekerasan dan pelecehan seksual terhadap perempuan dan anak untuk dipenjara di Lapas Nusakambangan.
Hal ini ditegaskan Steven Kandouw karena maraknya kasus kekerasan dan pelecehan seksual yang menimpa perempuan dan anak-anak, sehingga menjadi perhatian penting pemerintah agar masa depan perempuan dan anak-anak tetap terjaga.
Menurut Kandouw dengan dihukumnya di Nusakambangan akan memberikan efek jera bagi pelaku kejahatan perempuan dan anak.
“Pak Gubernur Olly juga sudah merespon, bahkan biaya pengiriman pelaku kejahatan ini di Nusakambangan akan ditanggung Pemprov Sulut,” tegas Kandouw dalam sambutannya pada acara puncak Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) Tahun 2023 Tingkat Provinsi di Nusantara Dian Centre (NDC) Resort and Spa Manado, Senin (21/8/2023).
Wagub juga memberikan ucapan terima kasih kepada kepolisian yang berkolaborasi untuk penanganan kasus terhadap anak.
“Kepolisian menjadi 10 terbaik dalam penanganan anak di Sulut,” puji Kandouw seraya meminta 17 rekomendasi yang dikeluarkan FAD harus menjadi perhatian pimpinan SKPD.
Sementara Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Daerah (DP3AD) Sulut Wanda Musu saat diwawancarai awak media menjelaskan akan menyiapkan program yang menyasar sekolah-sekolah dan universitas untuk menyosialisasikan terkait kekerasan dan pelecehan perempuan dan anak.
“Sehingga mereka tidak merasa tertekan dan cemas,” jelas Musu.
Sedangkan perihal tingginya angka pernikahan dini di Sulut, terang Musu, pihaknya akan berupaya untuk meminimalisir, sehingga pernikahan dini tidak merajalela.
Namun yang menjadi perhatian penting DP3AD Sulut yaitu bagaimana korban mampu speak up terhadap apa yang dialaminya.
Ia berjanji akan berkerja sama dengan organisasi perempuan dan anak dan stakeholder terkait agar penanganan kasus kekerasan dan pelecehan terhadap perempuan dan anak dapat diminimalisir.
“Kami akan terjun langsung ke tempat-tempat yang menjadi sasaran, kami akan bekerja sama dengan organisasi perempuan dan anak. Di sekolah-sekolah itu rentan sekali, anak-anak takut untuk melapor,” pungkasnya.(sco/*)