BASISBERITA.COM, Jakarta – PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga atau “Bank”; IDX: BNGA), Jumat (27/10/2023) melaporkan perolehan laba sebelum pajak konsolidasi (unaudited) sebesar Rp6,3 triliun pada sembilan bulan pertama tahun 2023 (“9M23”), naik sebesar 25,8 persen year-on-year (“Y-o-Y”), dan menghasilkan earnings per share Rp196,6.
Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan, pihaknya mencapai perolehan kinerja keuangan yang baik serta menjaga progress berkelanjutan dalam transformasi perusahaan.
“Kami meraih return on equity (“ROE”) sebesar 15,4% pada 9M23, naik dari 12,9% pada 9M22. Pencapaian dari kinerja keuangan ini mencerminkan sikap proaktif atas prinsip kehati-hatian dalam menjaga kualitas aset yang diterapkan berjalan efektif,” bebernya dalam rilis yang diterima media ini, Jumat (27/10/2023).
Masih dalam rilisnya, dibeberkannya terkait Gross non-performing loan (“NPL”) ikut membaik menjadi 2,4 persen dari 3,6 persen pada 9M22 dan 2,5 persen pada 2Q23.
“Di tengah kondisi yang terus berubah cepat, kami senantiasi memberikan profitabilitas dan imbal hasil modal yang menarik bagi para pemegang saham, sekaligus terusmemperkuat rasio permodalan dan likuiditas,” terangnya.
“Fokus utama kami masih sama dengan strategi yang dijalankan sebelumnya, yaitu memperluas basis nasabah dan memperkuat portofolio CASA, memastikan perbaikan kualitas aset yang berkelanjutan, dan mendorong digital engagement yang lebih baik untuk masa depan,” ujar Lani.
CIMB Niaga senantiasa menjaga posisi permodalan dan likuiditas yang solid dengan capital adequacy ratio (“CAR”) dan loan to deposit ratio (“LDR”) masing-masing sebesar 23,8 persen dan 86,4 persen.
Total aset konsolidasian per 30 September 2023 adalah sebesar Rp329,1 triliun (+7,2% Y-o-Y), yang semakin memperkuat posisi CIMB Niaga sebagai bank swasta nasional terbesar kedua di Indonesia.
Total Dana Pihak Ketiga (“DPK”) mencapai Rp235,3 triliun dengan rasio current account and savings account (CASA)sebesar 66,7 persen. Sementara itu, CASA tumbuh 4,5 persen Y-o-Y, sebagai hasil upaya Bank membangun hubungan yang lebih erat sekaligus meningkatkan pengalaman nasabah dalam memanfaatkan layanan digital CIMB Niaga.
Sementara untuk Jumlah kredit/pembiayaan naik 5,2 persen Y-o-Y menjadi Rp205,6 triliun (atau Rp205,5 triliun di luar pembiayaan Salam), dengan pertumbuhan tertinggi dari bisnis Small Medium Enterprise(SME) (+8,1 persen Y-o-Y), diikuti Corporate Banking (+6,0 persen Y-o-Y) dan Consumer Banking (+5,9 persen Y-o-Y). Pertumbuhan kredit retail dikontribusikan dari Kredit Pemilikan Mobil (“KPM”) (+11,5 persen Y-o-Y) dan Kredit Pemilikan Rumah (“KPR”) (+2,7% Y-o-Y).
“Sebagai bagian dari upaya kami untuk mendorong masa depan yang berkelanjutan dan mendukung tercapainya emisi rendah karbon, kami aktif berpartisipasi sebagai pembeli pertama unit karbon dalam peluncuran Bursa Karbon Indonesia (IDX Carbon) yang dilakukan baru-baru ini. Ini merupakan bagian dari strategi Bank untuk mencapai status Net Zero pada 2050 dan dukungan terhadap program dekarbonisasi yang telah ditetapkan pemerintah Indonesia sebagaimana tertuang dalam dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) Indonesia,” imbuh Lani.
Di perbankan Syariah, Unit Usaha Syariah (“UUS”) CIMB Niaga (“CIMB Niaga Syariah”) berhasil mempertahankan posisinya sebagai UUS terbesar di Indonesia, dengan total pembiayaan mencapai Rp53,0 triliun (+15,3 persen Y-o-Y) (termasuk pembiayaan Salam) dan DPK sebesar Rp42,7 triliun (+23,4 persen Y-o-Y) per 30 September 2023.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh nasabah, karyawan, dan stakeholders atas kepercayaan dan dukungannya terhadap CIMB Niaga selama 68 tahun ini. Kami akan terus secara konsisten menyediakan pengalaman terbaik melalui kualitas layanan, produk, teknologi, dan inovasi, sehingga kami dapat mewujudkan aspirasi menjadi bank pilihan bagi bisnis dan masyarakat Indonesia,” tambah Lani.(sco/*)