Ekonomi

BI Sulut Sinergi dengan Pemda, Jaga Inflasi Jelang Idul Fitri

BASISBERITA.COM, Manado – Bank Indonesia (BI) terus bersinergi dengan Pemerintah Daerah (Pemda) guna menekan inflasi di Sulawesi Utara (Sulut).

Setelah sebelumnya, telah menghelat High Level Meeting (HLM) Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) Kabupaten/Kota se-Minahasa Raya, Tomohon dan Bitung, Selasa (27/2/2024) di Minahasa Selatabn. Kini kegiatan yang sama menyasar di Kota Manado.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulut Andry Prasmuko menuturkan kendati Kota Manado akami deflasi pada Januari 2024, namun pergerakan komoditas pendorong inflasi perlu diperhatikan.

“Hasil Survei Pemantauan Harga Bank Indonesia di beberapa pasar tradisional dan modern di Kota Manado, komoditas beras, cabai merah, bawang putih, dan perikanan sementara mengalami kenaikan harga. Di sisi lain, harga komoditas daging ayam, bawang, dan tomat terpantau mengalami penurunan,” ungkap Prasmuko di Aula Kantor Walikota Manado, pada Rabu (28/2/2024).

Prasmuko menegaskan perhatian terhadap komoditas pendorong inflasi, karena sudah tidak lama lagi Sulut menghadapi Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), yakni Idul Fitri dan Paskah. Di mana menjelang HBKN, terdapat sejumlah komoditas yang cenderung mengalami kenaikan harga.

Dibeberkannya, sesuai data historis, komoditas angkutan udara, bawang merah, tomat, minyak goreng dan sejumlah komoditas perikanan menjadi pendorong inflasi di Kota Manado pada periode HBKN Idul Fitri.

“Kami memperkirakan terdapat beberapa komoditas yang berpotensi mendorong inflasi menjelang HBKN terdekat tahun ini, khususnya komoditas volatile food dan tarif angkutan udara,” tuturnya.

Meskipun demikian, kata Prasmuko, terdapat sejumlah faktor yang berpotensi menahan laju inflasi tersebut, seperti potensi peningkatan pasokan dari hasil panen tomat dan bawang merah di daerah Minahasa Raya pada Maret-April mendatang, serta panen dan realisasi impor beras oleh Bulog pada bulan mendatang.

“Upaya pengendalian inflasi dalam hal pemenuhan pasokan menjadi sangat penting terutama menjelang HBKN Idul Fitri apabila ingin menekan angka inflasi,” tuturnya.

Di sisi lain, ia mengapresiasi upaya TPID Kota Manado dalam menjaga stabilitas harga. Upaya yang dilakukan dengan inovasi, di antaranya Pelaksanaan operasi pasar yang berhasil menekan harga cabai rawit di akhir tahun 2023; Memperkuat ketahanan pangan strategis melalui pelaksanaan urban farming dan marijo bakobong yang dilaksanakan secara masif untuk komoditas barito; Transformasi Budidaya, Digital Farming serta pelaksanaan Hilirisasi Produk Pangan dengan sasaran komoditas barito; Perluasan KAD baik antar provinsi maupun antar kabupaten/kota; Fasilitas distribusi pangan dengan memanfaatkan sarana eksisting; Penguatan Teknologi dan data neraca pangan.

“Serta Koordinasi dan Komunikasi yang erat dan telah terbukti salah satunya melalui kehadiran Bapak Walikota dalam High Level Meeting hari ini,” tuturnya.

Lebih jauh, kata Prasmuko, untuk menjaga stabilitas harga pangan, Pemerintah Daerah bersama Bank Indonesia terus melakukan GNPIP (Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan).

“Gerakan ini sebagai turunan dari peta jalan pengendalian inflasi 2022-2024 mengedepankan upaya bersama yang bersifat transtruktural, forward looking, dan berbasis digital,” ujar Prasmuko.(sco/*)

Baca Juga

BI Gelar Rakorwil, Bahas Peningkatan Sektor Perikanan Sulampua

Basis Berita

Selama 2023, BSG Bukukan Laba Rp250 Miliar

Basis Berita

Sambil Smokol dengan Media di Manado, Presiden Direktur Paparkan Performance Positif CIMB Niaga

Basis Berita