BASISBERITA.COM, Manado – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Utara (Sulut) di bawah nakhoda Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw (OD-SK) telah mengambil berbagai upaya untuk menekan inflasi.
Selain sinergi dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sulut, upaya yang dilakukan semenjak awal tahun 2024, yakni lewat Dinas Pertanian dan Peternakan Sulut melakukan peningkatan luas tanah dan produksi padi.
Dengan upaya ini, diproyeksikan potensi luas panen pada Januari hingga April 2024 diperkirakan mencapai sekitar 19,49 ribu hektar atau mengalami kenaikan sebesar 16,83 persen, dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Sementara untuk produksi padi dan beras, Januari hingga April 2024 diperkirakan mengalami kenaikan sebesar 18,69 persen, dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Tak hanya itu, upaya lain yang akan dilakukan adalah operasi pasar termasuk Gerakan Pangan Murah.
“Menjelang Ramadhan ini kami juga akan menggelar pasar murah di sejumlah titik di Sulawesi Utara,” ungkap Gubernur Olly, Senin (4/3/2024).
Untuk tahun ini, dibeberkannya, akan digelar pasar murah pada 74 titik yang tersebar di 15 kabupaten/kota.
“Nanti di pasar murah ini akan dijual bahan-bahan pokok, seperti beras, minyak goreng, termasuk juga ada tepung terigu, gula pasir, telur dan mentega,” terangnya.
“Pasti dengan harga murah,” tukasnya.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw meminta para pemangku pengambil keputusan dalam hal ini kepala daerah di Sulut, masalah inflasi harus menjadi perhatian.
“Ini harus diseriusi kita semua karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak,” tegas wagub kepada awak media usai membuka High Level Meeting (HLM) Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) Kabupaten/Kota se-Minahasa Raya, Tomohon dan Bitung, serta Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) 2024, di Hotel Sutanraja Minahasa Selatan (Minsel, pada Selasa (27/2/2024).
Ia pun mengharapkan HLM ini tak hanya sekadar menjadi kegiatan biasa saja.
“Sifatnya High Level Meeting, yang hadir pengambil keputusan dengan harapan jangan supaya hanya jadi slogan dan ceremony tapi dilaksanakan kepala daerah,” tuturnya.
“Kita pulang langsung melaksanakan action, bukan teori lagi,” pungkasnya.
Untuk saat ini, sesuai data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, dua bulan awal tahun 2024, Sulut alami deflasi secara month to month (mtm). Pada Januari deflasi 0,41 persen, sementara Februari deflasi 0,63 persen.(sco/*)