BASISBERITA.COM, Manado – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Utara (Sulut) melakukan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrembang) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2025-2029 Provinsi Sulut.
Kegiatan yang dihelat di The Sentra Hotel Manado, pada Senin (30/6/2025) ini turut dihadiri kepala daerah se Sulut serta pimpinan dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulut.
Wakil Gubernur Sulut Victor Mailangkay yang mewakili Gubernur Yulius Selvanus membuka Musrembang RPJMD Tahun 2025-2029 tersebut.
Mengawali sambutannya, Wagub Mailangkay mengatakan penyusunan RPJMD harus selesai disusun paling lambat 6 bulan setelah pelantikan. Di mana, RPJMD Sulut ini menjadi pedoman bagi Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam menyusun rencana strategis.
“Serta menjadi bahan masukan dalam penyusunan RPJMD kabupaten/kota di Sulut,” kata wagub.
Orang nomor dua di Sulut ini pun membeberkan capaian pembangunan di Sulut. Di awali dengan pertumbuhan ekonomi Sulut yang menunjukan tren kenaikan dan selalu berada di atas rata-rata nasional. Seperti, capaian Triwulan I Tahun 2025, ekonomi Bumi Nyiur Melambai tumbuh 5,62% di atas nasional 4,87%.
“Dengan kontributor terbesar adalah lapangan usaha pertanian, kehutanan, perikanan, lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dan lapangan usaha infustri pengolahan,” ungkapnya.
Pertumbuhan ekonomi Sulut tersebut, yang memberi kontribusi terbesar adalah Kota Manado 28,14%.
“Ke depan kami sangat optimis bersama semangat Bapak Presiden untuk mencapai 7% pertumbuhan ekonomi di akhir tahun 2025 dengan menggalakan potensi-potensi Sumber Daya Alam yang ada dan juga mengoptimalkan BUMD, BLUD dan Koperasi,” imbuhnya.
Selanjutnya, mengenai angka kemiskinan dan kemiskinan ekstrem menjadi perhatian Pemprov Sulut. Wagub membeber kemiskinan Sulut menunjukan tren menurun dan selalu berada di bawah rata-rata nasional seperti capaian Tahun 2024, persentase penduduk miskin Sulut 6,70% di bawah nasional 8,57%.
“Untuk angka kemiskinan ekstrem juga mengalami tren menurun dan berada di bawah rata-rata nasional, yaitu 0,56% dan angka nasional 0,83%,” bebernya.
Berdasarkan evaluasi capaian pembangunan yang dipadukan dengan isu global, nasional, regional maka isu strategis Sulut yang harus diselesaikan 5 tahun ke depan adalah Pemberantasan Korupsi dan Narkoba, Rendahnya Kualitas SDM, Rendahnya Pembangunan Sektor Kebudayaan, Kinerja Sektor Pariwisata yang belum optimal, Kinerja Industri Pengolahan yang belum optimal, Realisasi Investasi yang masih perlu ditingkatkan, Komoditas unggulan yang masih perlu ditingkatkan, Peningkatan Konektivitas, Pemerataan akses infrastruktur Dasar, Ketahanan Pangan, Energi dan Air serta Tata Kelola Pemerintahan.
Adapun sesuai RPJMD Sulut, pembangunan akan tersebar di sejumlah daerah. Di antaranya, pembangunan Tol Manado-Amurang, Jembatan Bitung-Lembeh, Bandara Lembeh, Lanjutan Pembangunan Jalan MORR III, SMA Taruna Nusantara di Minahasa, Universitas Dumoga Totabuan, SMA Garuda di Bolaang Mongondow, Sekolah Rakyat, RSUD Bolaang Mongondow Selatan, Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bolaang Mongondow Timur, Pembangunan Daerah Irigasi Lolak Atas Premium, Pembangunan Akuifer Buatan Simpanan Air Hujan di pulau kecil terluar pada Kabupaten Kepulauan, Peningkatan Status Jalan Lingkar Pulau Salibabu, Pembangunan Cold Storage, Pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) di wilayah kepulauan dan Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Sitaro.
RPJMD Sulut ini memperhatikan isu-isu strategis Provinsi Sulawesi Utara, maka tahun 2025-2029 Sulawesi Utara mengusung Visi: “Menuju Sulawesi Utara Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan”. Serta didukung dengan delapan misi serta 17 program unggulan dan 45 kegiatan yang akan menjadi fokus pada tahun 2025-2029.
Di mana, beberapa progres telah dicapai di antaranya Pemberian Makanan Bergizi Gratis, sudah ada 7 SPPG yang sudah beroperasi dan 75 usulan kesiapan lahan SPPG dari 15 Kabupaten/Kota, Universal Health Coverage tingkat provinsi yang saat ini cakupan kepesertaannya sudah mencapai 102,58%, dengan tertinggi di Kota Bitung (95,95%) dan terendah Kabupaten Bolmong (59,89%).
Untuk pembangunan sekolah-sekolah, sampai saat ini telah berada pada tahap pematangan lahan untuk SMA Taruna Nusantara di Langowan, pengoordinasian persiapan lahan untuk SMA Garuda di Bolaang Mongondow dan Sekolah Rakyat di Minahasa, Manado dan Bolaang Mongondow serta sudah dimulainya Pembangunan RSUD Bolaang Mongondow Selatan.(sco)