BASISBERITA.COM, Minahasa – Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Andry Prasmuko mengaku belum mengetahui bahwa kekurangan tenaga kerja sektor pertanian khusus petani padi di Sulut
Padahal, kata dia, data statistik yang diketahuinya tenaga kerja kebanyakan diserap dari sektor pertanian.
“Tapi memang yang menggarap lahan kita masih kurang,” kata Prasmuko saat Panen Komoditas Padi Gabungan Kelompok Tani (Gabpoktan) Karapita di Desa Wolaang Kecamatan Langowan Timur, Kabupaten Minahasa, pada Sabtu (8/2/2025).
Prasmuko pun mengakui kekurangan tenaga kerja di sektor pertanian diakibatkan anak muda sekarang enggan turun bertani.
“Anak-anak kita sekolah tinggi, pasti tidak mau bertani. Hanya mau main Hp di rumah, dan dapat penghasilan dari Hp,” ujarnya.
Kekurangan petani di Sulut selaras dengan pengamatannya di beberapa daerah di Bumi Nyiur Melambai memakai jasa dari Gorontalo.
“Mungkin di sana (Gorontalo) lahannya susah. (Ya) dengan modal tenaga mereka bisa menggarap di sini,” tuturnya.
Soal kekurangan petani tersebut, Prasmuko menyatakan secepatnya mencarikan solusi.
“Mau tidak mau kita harus memikirkan next step untuk menggunakan teknologi,” sebut dia.
Ia menyebut, pihaknya senantiasa memperkuat ketersediaan pasokan pangan dengan mengambil langkah efektif dalam bentuk pengembangan, pelatihan, pendampingan kapasitas dan daya saing petani.
“Kami mengemasnya dalam bentuk program PATUA (Petani Unggulan Sulawesi Utara). Program PATUA yang telah memasuki tahun angkatan 5 ini merupakan upaya kami dalam menciptakan petani-petani yang memiliki kapasitas unggul dalam pengelolaan lahan pertanian modern,” terangnya.
Di sisi lain, Prasmuko menegaskan pihaknya konstenstrasi di sektor pertanian guna menjawab tantangan program dari Asta Cita dari Presiden Prabowo Subianto yakni swsembada pangan.
“Bapak/ibu pejuang swasembada pangan. Kalau di sini berhasil mungkin yang lain akan mengikuti,” tukasnya.(sco)