BASISBERITA.COM, Tomohon – Wakil Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Steven Kandouw berkesempatan hadir dalam Dies Natalis ke-78 Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Kota Tomohon, pada Selasa (3/9/2024).
Di tengah riuh perayaan, Wagub Kandouw menyampaikan pesan yang menggetarkan hati setiap yang hadir.
Mengutip Aristoteles, filsuf Yunani terkemuka, Wagub Kandouw membuka sambutannya dengan peringatan yang mendalam: “Mendidik pikiran tanpa mendidik hati adalah bencana.” Sebuah kalimat sederhana namun sarat makna, yang menegaskan pentingnya keseimbangan antara pencapaian akademik dan pembentukan karakter.
“Kepala Sekolah, ingat baik-baik. Kita kejar pencapaian akademik, tapi karakter harus diutamakan,” ujar Wagub Kandouw tegas.
Ujar dia, SMAN 1 Tomohon bukanlah sekolah biasa; sekolah ini adalah saksi sejarah yang telah melahirkan banyak alumni sukses selama hampir delapan dekade.
Mengenang kejayaan ini, Wagub Kandouw mengusulkan ide yang tak kalah inspiratif—membudayakan Alumni Day, hari di mana para lulusan kembali ke almamater mereka.
“Ibu Kepala Sekolah, musti dibudayakan Alumni Day, supaya Alumni ingat sekolah. Saat Alumni Day itu kumpul tali asih, kalau itu sehat, jadi mobilisasi Alumni untuk ikut mendanai sekolahnya,” sarannya.
Dengan cara ini, menurutnya, alumni bisa menjadi pilar yang kuat dalam mendukung dan mengembangkan sekolah.
Pesan Wagub Kandouw tidak hanya ditujukan kepada para pendidik, tetapi juga kepada siswa-siswi yang hadir.
Ia mengingatkan mereka untuk bersyukur atas kesempatan berharga yang mereka miliki, terutama mengingat fakta bahwa hanya 35 persen penduduk Sulut yang merupakan lulusan SMA.
“Isi terus kesempatan yang orang tua berikan, kesempatan yang Tuhan berikan boleh sekolah. Ingat baik-baik pesan saya, sekolah setinggi mungkin,” kata Wagub Kandouw penuh harap.
Ia juga menekankan pentingnya persaingan yang sehat dan berlandaskan moral, agar mereka dapat bertransformasi menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.
Di hadapan para guru, Wagub Kandouw juga memberikan apresiasi dan tantangan tersendiri. Melihat mayoritas tenaga pendidik di SMAN 1 Tomohon adalah perempuan, ia menyinggung tentang tingginya partisipasi gender di Sulawesi Utara yang mungkin salah satunya didorong oleh kontribusi sekolah ini.
“Kelihatannya guru-guru 90 persen ibu-ibu. Ini yang mungkin partisipasi gender di Sulut paling tinggi di nasional. Rupa-rupanya SMAN 1 Tomohon ada andil,” ujarnya dengan senyum bangga.
Tak lupa, ia mengajak para orang tua untuk bergotong-royong membangun sekolah ini agar terus mencetak generasi yang cerdas, sehat, dan berbudi pekerti luhur.
“Mari kita tunjang pendidikan, supaya SMAN 1 Tomohon ini menghasilkan anak-anak yang cerdas, sehat, yang sujana (berbudi). Saya yakin semua berkeinginan menjadi yang terbaik, tidak hanya di Tomohon tapi di Sulut bahkan di Indonesia,” pungkasnya, memberikan harapan besar di hati setiap yang hadir.
Perayaan Dies Natalis ini bukan hanya menjadi ajang untuk merayakan usia sekolah, tetapi juga untuk merenungkan perjalanan panjang yang telah dilalui dan menyusun rencana besar untuk masa depan. Sebuah masa depan yang diharapkan akan diwarnai oleh prestasi dan karakter luhur lulusan SMAN 1 Tomohon.(sco/*)