Ekonomi

UMKM Binaan BI di Bali, Awalnya Hanya 5 Pengrajin Kini Sudah 150 Penenun, Hasilkan Omzet Rp1 Miliar per Tahun

BASISBERITA.COM, Bali – Agung Bali Collection, salah satu UMKM yang bergerak di bidang tenun binaan Bank Indonesia (BI) mampu hasilkan Rp1 miliar per tahun untuk ekspor.

“Ekspor tak bisa hitung bulanan, produksinya membutuhkan satu setengah bulan. Butuh tiga bulan untuk pengiriman. Jadi setahun untuk ekspor omsetnya Rp1 miliar,” ungkap Owner Agung Bali Collection, Anak Agung Indra Dwipayani kepada awak media dari Sulut saat mengunjungi tempat pelatihannya di Agung Bali Collection, Rabu (11/12/2024).

Ia menyebut capaian tersebut berkat adanya bantuan dari BI. Mulai dari pelatihan, pemberian alat pengrajin hingga cara pemasaran ikut difasilitasi bank sentral Republik Indonesia ini.

“Untuk harga kain tenun kita paling murah di jual Rp370 ribu. Sementara yang paling mahal ada yang bisa sampai Rp10 juta,” akunya.

Dwipayani mengatakan keberhasilannya itu tidak begitu saja didapat. Semenjak hadir pada tahun 2015, Pertenunan Sahwahita ini hampir gugur. Pasalnya, di saat itu banyak tenun dari luar negeri yang masuk ke Bali sehingga ikut membuat harga kain tenun anjlok.

“Kami coba menggali tenun biar tetap berjalan dengan membuat inovasi,” kata dia.

Inovasi yang dibuat, seperti pakaian yang dipakainya. Di mana, setelan tenun ditambah dengan emas.

Lewat inovasi yang dibantu oleh BI, usahanya mulai dilirik banyak pihak. Tak tanggung-tanggung, kain tenunnya menjadi souvenir acara kenegaraan.

“Waktu itu ikut pameran Dekranasda, yang hadir Ibu Negara Iriana Joko Widodo. Dan saat itu 500 peaces dipesen ibu negara,” terangnya.

Pemesanan yang begitu banyak, cukup membuatnya kebingungan.

“Waktu itu hanya lima penenun yang kita punya,” ujarnya. Namun, ia bersyukur permintaan tersebut bisa terpenuhi.

Usai pemesanan souvenir kenegaraan itu, mulailah penjualan meningkat. Karena, makin banyak buyers yang datang bukan hanya dari lokal saja tapi sudah main luar negeri.

“Ekspor kami sebenarnya mulai tahun 2019. Tapi memang tidak segampang saya ucapkan saat ini. Kami awalnya memasarkan di hotel-hotel di Bali,” tuturnya.

Mulai dari situ, banyak buyers dari luar negeri ikut memesan produknya. Ini berjalan hanya sampai tahun 2020. Saat pandemi, ia mengaku proses produksi sempat tutup. Inovasi pun dilakukan untuk mencoba bertahap pada masa pandemi tersebut.

“Benar-benar tak bisa jualan hampir 2 bulan. Tapi, kami berinovasi dengan bikin masker tenun. Produksi untuk adik-adik di sekitar kita, ada di yayasan yatim piatu dan pesantren,” terangnya.

Di yayasan dan pesantren itu, lanjut dia, dibikin ekstra kurikuler untuk pelatihan tenun. Ini dibuat agar ada regenerasi penenun.

“Tantangan tenun itu susah mencari pengrajin tenun. Makanya kita masuk ke yayasan-yayasan biar ada regenerasi,” tuturnya.

Berkat pun kembali mengalir. Usahanya mendapat kepercayaan dari pihak Pertamina. Di mana, perusahaan milik negara memesan sebanyak 15.000 kain tenunnya usai dipamerkan di salah satu pameran yang difasilitasi BI.

“Saya shock juga Pertamina pesan 15.000 untuk seragam. Tapi karena adanya kolaborasi dan sinergi dengan BI, pihak garmen lainnya akhirnya bisa produksi sebanyak itu,” terangnya.

Hingga kini produksi Agung Bali Collection terus meningkat, baik itu pasar dalam negeri maupun luar negeri. “Saat ini kami memiliki 150 pekerja,” katanya.

Ia menegaskan lebih memilih buyer luar negeri daripada dalam negeri.

“Dari Indonesia tak sesuai keinginan (buyer) apalagi harga langsung pindah ke produksi lain. Kalau dari luar sudah klik dengan kita pasti ada salah dan kurang, akan diperbaiki,” jelasnya.

Perempuan berkacamata ini pun memberikan tips bagi para pengusaha biar sukses.

“Manfaatnya (difasilitasi BI) sangat bermanfaat. Yang awalnya dari sisi SDM mulai lebih banyak (pekerja), buka peluang lapangan pekerjaan. Dapat pelatihan dari BI sangat membantu untuk berkembang,” tuturnya.

“Kesempatan kecil apapun kita manfaatkan sebaik mungkin,” pungkasnya.

Pada kesempatan itu, Deputi Kepala Perwakilan BI Sulut Renold Asri bersama 20 wartawan dari Sulut yang berprestasi dalam lomba karya jurnalistik ikut melihat cara pembuatan kain tenun.(sco)

Baca Juga

Kelompok Tani Tumendang II Panen Perdana Cabai Rawit, BI Sulut Perkenalkan Inovasi Praktik Pertanian Berkelanjutan

Basis Berita

Gelar DTM RIRU, Dorong Akselerasi Investasi dan Perdagangan di Sulut

Basis Berita

Gubernur Olly Dondokambey Beber Sulut Strategis Berinvestasi

Basis Berita